BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
· Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Brunner & Suddarth, 2001:896)
· Hipertensi adalah pembacaan dari tekanan sistolik yang kurang dari 210 mmHg atau lebih dari tekanan diastolic 120 mmHg atau lebih. (Donna,1995:928)
· Hipertensi adalah tekanan darah yang tinggi yang dapat dilihat dari tekanan darahsistolik yang lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg. (JNC VI,2001:115)
· Jadi, hipertensi adalah tekanan dah yang tinggi yang dapat dilihat dari tekanan darah sistolik yang lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic yang lebih dari 90 mmHg.
B. Anatomi Fisiologi Sistem Cardiovaskuler
- Jantung
Merupakan organ berongga terletak di mediastinum diantara kedua paru di dalam rongga dada, diatas diafragma. Jantung terdiri dari 3 lapisan :
1. Epikardium
2. Miokardium
3. Endokardium
Jantung dilapisi oleh selaput yang disebut pericardium, yang terdiri dari 2 lapisan :
1. Perikardium Parietalis
2. Perikardium Visceralis
- Pembuluh Darah
1. Aorta, merupakan arteri besar yang berasal dari ventrikel kiri, merupakan tronkus utama dimana sistem arteri sistemik dimulai. Aorta menyalurkan darah kaya O2 ke seluruh tubuh.Muncul dari ventrikel kiri aorta melalui toraks dan masuk dan berakhir di abdomen.
2. Arteri, merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung membawa darah ke seluruh bagian dan alat tubuh. Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi ke jaringan-jaringan. Arteri memiliki 3 lapisan yaitu Tunika Intima, Tunika Media dan Tunika Adventisia.
3. Arteriola, adalah cabang-cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katub pengontroluntuk mengatur pengaliran darah ke kapiler
4. Kapiler, berfungsi sebagai tempat pertukaran cairan dan nutrisi antara darah dan ruang interstisial.
5. Venula, adalah setiap pembuluh kecil yang mengumpulkan darah dari pleksus kapiler dan bergabung membentuk vena. Berfungsi mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap.
6. Vena, adalah saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung, karena tekanan pada sistem vena sangat rendah.
7. Kelenjar Limfe, Kelenjar ini berbentuk bulat lonjong dengan ukuran kira-kira 10-25 mm. Limfe disebut juga getah bening, merupakan cairan yang susunan isinya hampir sama dengan plasma darah dan cairan jaringan. Cairan limfe yang berasal dari usus banyak mengandung zat lemak. Cairan limfe ini dibentuk atau berasal dari cairan jaringan melalui difusi/filtrasi ke dalam kapiler-kapiler limfe dst,aka masuk ke dalam peredaran darah melalui vena.
- Darah
Adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Darah terdiri atas plasma (55% dari volume darah) dan sel (45%)
KOMPONEN TEKANAN DARAH
TD CO TEKANAN PERIFER
= X
HR x SV SISTEM PENGENDALIAN SARAF SIMPATIK KONTROL TUBUH PENGENDALIAN LOKAL
KLASIFIKASI HIPERTENSI
KATEGORI | SISTOLIK (mmHg) | DIASTOLIK (mmHg) |
OPTIMAL HIGH HIPERTENSI DERAJAT I DERAJAT II DERAJAT III DERAJAT IV | <120 <130 130-139 140-159 160-179 180-209 >210 | <80 <85 85-89 90-99 100-109 110-119 >120 |
C. Etiologi
Factor resiko yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
· Wanita hamil
Karena permintaan suplai O2 dan zat nutrisi yang bukan hanya bagi ibu tapi bagi pertumbuhan dan perkembangan janin, maka otomatis akan membuat jantung berkontraksi lebih cepat agar kebutuhan suplai darah cepat terpenuhi.
· Orang yang bekerja di lingkungan ramai
Suara ramai atau bising dapat mempengaruhi denyut jantung, denyut jantung lebih cepat maka tekanan darah meningkat.
· Tipe orang mudah stress
Orang yang stress merangsang system saraf simpatis untuk melepaskan norephineprin ke pembuluh darah sehingga pembuluh darah vasokonstriksi.
Menurut penyebabnya hipertensi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Hipertensi Primer / Essensial
Ialah hipertensi yang tidak memiliki penyebab yang spesifik tetapi meliputi banyak factor. Hipertensi essensial merupakan bagian terbesar (90%) dari penderita hipertensi yang ada di masyarakat.
a). Etiologi hipertensi essential:
ü Factor keturunan
Bila ada salah satu anggota keluarga yang memiliki penyakit hipertensi (mis: ayah atau ibu) maka besar kemungkinan akan menurunkan penyakit tersebut pada generasi berikutnya.
ü Intake natrium berlebihan
Peningkatan natrium dapat mengakibatkan peningkatan air, dengan demikian meningkatkan volume sirkulasi darah dan meningkatkan tekanan darah.
ü Stress
Stress fisik dan emosional menyebabkan peningkatan pada pembuluh darah. Frekuensi stress dapat mengakibatkan hipertropi otot pembuluh darah sehingga bisa mengakibatkan hipertensi.
ü Obesitas
Dengan adanya obesitas maka seluruh tubuh akan tertimbun oleh lemak / kolesterol dan inilah yang akan dapat mempersempit lumen dari pembuluh darah karena timbunan lemak / kolesterol yang bias menyebabkan atherosclerosis.
ü Gangguan emosi
Dimaksudkan dengan marah (psikologis) yang dipengaruhi saraf simpatis. Saraf ini akan meningkatkan katekolamin dan terjadi pelepasan norephineprin yang akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah, bila ini terjadi terus menerus maka seseorang tersebut akan memiliki penyakit hipertensi.
ü Konsumsi alcohol yang berlebihan
Dapat membuat dinding pembuluh darah bagian dalam (tunika intima) menjadi kaku dan tidak elastis sehingga aliran darah menjadi tidak lancar.
ü Usia
Usia mempengaruhi regulasi tekanan darah. Seperti arteri kurang sesuai dengan tekanan dan peningkatan pada pembuluh darah. Ini sering meningkatkan sistol.
ü Merokok
Rokok mengandung nikotin yang akan merangsang terjadinya vasokonstriksi pada pembuluh darah.
b). Pathofisiologi hipertensi essensial:
§ Ketidakseimbangan Natrium
Kerusakan eksresi natrium ginjal merupakan perubahan pertama yang ditemukan pada proses terjadinya hipertensi, dimana retensi natrium diikuti dengan ekspansi volume darah dan kemudian peningkatan output jantung. Pada penderita hipertensi essensial transport natrium, kalium, sel darah merah dan putih menunjukkan ketidaknormalan.
§ Sistem saraf simpatik
Tekanan darah merupakan suatu fungsi dari total resistensi perifer dan output jantung. Pada beberapa keadaan keduanya ada dibawah pengawasan system saraf simaptis. Pada penderita hgipertensi essensial mempunyai tekanan darah lebih tinggi dari kadar katekolamin plasma.kadar katekolamin di pengaruhi oleh umur, intake natrium, bentuk tubuh, stress dan aktivitas.
c). Pathoflow hipertensi essensial
saraf simpatis meningkat
vasokonstriksi rennin + angiotensinogen
perifer
angiotensin I (hati)
ACE (angiotensis converting enzyme)
angiotensin II (paru)
aldosteron meningkat
tekanan darah meningkat
retensi Na + H2O
over volume
2. Hipertensi sekunder
Ialah jenis hipertensi yang dapat diketahui penyebab peningkatan tekanan darahnya.
Penyebabnya antara lain:
v Hipertensi renalis
Penyakit ginjal dapat dihubungkan dengan hipertensi, dua mekanisme utama adalah renin-dependen hipertensi.
Kemungkinan penyakit ginjal perlu dipikirkan pada seluruh penderita hipertensi. Penderita gagal ginjal terminalis sangat sensitive terhadap perubahan keseimbangan garam dan air. Hipertensi pada penderita ini dapat diatur dan diawasi dengan pembatasan pemakaian garam dan air.
v Sebab – sebab endokrin
§ Sekresi kortikosteroid yang berlebihan pada sindroma chusing, dihubungkan dengan hipertensi sistemik.
§ Tumor adrenal yang mengekresi aldosteron atau kekebalan (freokromositoma) dapat mengakibatkan hipertensi.
v Koarktasio aorta (penyempitan pembuluh darah aorta)
Merupakan salah satu penyebab yang paling sering pada hipertensi sistemik. Naiknya tekanan darah akan dideteksi pada pergelangan tangan tetapi tidak pada kaki, karena denyut femoral relative sering lambat dari pada radial.
v Terapi obat-obatan
Obat seperti kortikosteroid, pil kontrasepsi, dan beberapa obat steroid anti inflamasi dapat merangsang hipertensi dengan cara merangsang kerja saraf simpatis sehingga mempengaruhi kerja jantung.
D. Manifestasi Klinis
Kebanyakan pasien yang menderita hipertensi memiliki beberapa keluhan, diantaranya:
Ø Sakit kepala yang dikarenakan tekanan intracranial meningkat
Ø Pusing
Ø Lemas
Ø Sesak napas
Ø Kelelahan
Ø Kesadaran menurun
Ø Gelisah
Ø Mual dan muntah
Ø Epitaksis
Ø Frekuensi jantung meningkat
Ø Perubahan irama jantung
E. Insiden
Penyakit hipertensi essensial biasanya dimulai sebagai proses labil (intermitten) pada individu pada akhir 30-an dan awal 50-an secara bertahap “menetap”. Sekitar 20% populasi dewasa menderita hipertensi dan lebih dari 90% diantara mereka dikarenakan hipertensi essensial (primer), dimana tidak dapat ditemukan penyebabnya, misalnya; hipertensi merupakan resiko mordibilitas dan mortabilitas premature yang mengikat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolic.
Pada orang kulit hitam (afrika) mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita penyakit hipertensi. Hipertensi adalah salah satu yang paling berbahaya dalam resiko penyakit kardiovaskuler. Pada tekanan darah orang hipertensi bisa dihubungkan dengan atherosclerosis, stroke, penyakit vaskuler perifer dan gagal jantung (CHF).
F. Komplikasi
Berdasarkan pada data pengkajian, komplikasi potensial yang mungkin terjadi mencangkup:
· Perubahan retina (eksudat, penyempitan pembuluh darah, edema pupil)
· Gagal jantung kiri karena hipertrofi ventrikel kiri yang dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang meningkat
· Nocturia karena fungsi reabsorbsi dan absorbsinya rusak sehingga pemekatan urin rusak.
· Gagal ginjal kronis
· Cedera cerebrovaskular atau stoke.
G. Tes Diagnostik
' EKG: luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
' Rontgen: kemungkinan ditemukan pembesaran jantung atau aorta yang lebar.
' Ekokardiogram: tampak penebalan dinding ventrikel kiri, mungkin juga sudah terjadi dilatasi dan gangguan fungsi diastolic dan sistolik.
' Urinalisa: darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan diabetes
' Glukosa: hiperglikemia (DM pencetus hiperiensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi)
H. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penggunaan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya mordibitas dan mortabitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa pendekatan nonfarmakologis; termasuk penurunan berat badan, pembatasan alcohol, natrium dan tembakau, latihan dan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi. Apabila penderita hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap diatas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya diatas 130 sampai 139 mmHg maka perlu dimulai teerpi obat-obatan.
PROSES KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN VASKULER : HIPERTENSI
A.Pengkajian
a. Riwayat pasien
Perawat harus mengetahui factor-faktor terjadinya hipertensi:
» Usia pasien
» Suku bangsa
» Riwayat hipertensi pada keluarga
» Asupan makanan
» Natrium dan kalium yang sering dikonsumsi
» Mengkonsumsi minuman beralkohol atau tidak
» Kebiasaan berolahraga
Juga mengkaji riwayat masa lalu, apakah pernah atau sedang mengalami gangguan ginjal atau gangguan jantung.
b. Pengkajian fisik
sirkulasi
gejala: riwayat hipertensi, atherosclerosis
tanda: kenaikan TD
nadi: denyutan jelas di karotis, radialis
frekuensi/irama: takikardia, berbagai disritmia
neurosensori
gejala: keluhan pusing
tanda: perubahan keterjagaan, orientasi, proses berfikir
makanan/cairan
gejala: makanan yang disukai tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol
tanda: BB normal atau obesitas
adanya edema.
Nyeri/ketidaknyamanan
gejala: sakit kepala oksipital berat
angina
pernapasan
gejala: takipnea, riwayat merokok
tanda: menggunakan otot Bantu pernapasan
bunyi napas tambahan (mengi)
B. Diagnosa Keperawatan Utama
1. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular cerebral
Tujuan :- Keluhan nyeri pasien berkurang sampai dengan hilang
- Aktivitas vasokonstriksi pasien menjadi minimal
- Pasien mampu beraktivitas kembali
INTERVENSI | RASIONAL |
1. Mempertahankan tirah baring selama fase akut 2. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, mis:kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, tekhnik relaksasi (panduan imajinasi, distraksi) dan aktivitas waktu senggang. 3. Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala,mis:mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk. 4. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi perdarahan hidung atau kompres hidung telah dilakukan untuk menghentikan perdarahan. | 1. Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi 2. Tindakan yang menurunkan tekanan vascular dan yang memperlambat/memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya. 3. Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular cerebral. 4. Peningkatan kenyamanan umum. Kompres hidung dapat mengganggu menelan atau membutuhkan napas lewat mulut, menimbulkan stagnasi sekresi oral dan mengeringkan membrane mukosa |
Evaluasi :
ü Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol
ü Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan
ü Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan
2. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi penyakit berhubungan dengan keterbatasan kognitif
Tujuan :- Pasien mampu memahami proses penyakit dan regimen pengobatan
- Pasien mampu mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan yang perlu diperhatikan
- Pasien mampu mempertahankan TD dalam parameter normal
INTERVENSI | RASIONAL |
1. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar. 2. Tetapkan dan nyatakan batas Tekanan Darah normal 3. Hindari mengatakan TD “normal” dan gunakan istilah “terkontrol dengan baik” saat menggambarkan TD pasien dalam batas yang diinginkan 4. Bantu pasien dalam mengidentifikasi factor-faktor resiko cardiovaskuler yang dapat diubah,mis, obesitas, diet tinggi lemak jenuh dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok, dan minum alcohol (>60cc/hari dengan teratur), pola hidup penuh stress 5. Atasi masalah dengan pasien untuk mengidentifikasi cara dimana perubahan 6. Bahas mengenai pentingnya menghentikan merokok dan bantu pasien dalam membuat rencana untuk berhenti merokok | 1. Bila pasien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku tidak akan dipertahankan 2. Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan Tekanan Darah dan mengklarifikasi istilah medis yang sering digunakan 3. Karena pengobatan untuk hipertensi adalah sepanjang kehidupan, maka dengan penyampaian ide “terkontrol” akan membantu pasien untuk memahami kebutuhan untuk melanjutkan pengobatan/medikasi 4. Faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan hubungna dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskular serta ginjal 5. Faktor-faktor resiko dapat meningkatkan proses penyakit atau memperburuk gejala. Dukungan, petunjuk, dan empati dapat meningkatkan keberhasilan pasien dalam menyelesaikan tugas ini 6. Nikotin meningkatkan pelepasan katekolamin, mengakibatkan peningkatan frekuensi jantung, TD, dan vasokontriksi, mengurangi oksigenasi jaringan, dan meningkatkan beban kerja miokardium |
Evaluasi :
ü Pasien menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan
ü Pasien mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan
ü Mempertahankan TD dalam parameter normal
3. Intoleran aktivitas b.d. kelemahan umum
Tujuan: pasien tidak mengeluh letih atau lemah
Kembali nyaman saat bergerak
INTERVENSI | RASIONAL |
1. Kaji respon pasien terhadap aktivitas, dispnea atau nyeri dada; keletihan atau kelelahan yang berlebihan; pusing atau pingsan 2. Instruksikan pasien untuk hemat energi. Mis: melakukan aktivitas dengan perlahan, menyisir atau sikat gigi dengan posisi duduk. 3. Berikan dorongan untuk beraktivitas secara bertahap dan berikan bantuan sesuai kebutuhan. | 1. Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologis terhadap stress aktivitas. 2. Membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen 3. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba. |
Evaluasi:
Pasien diharapkan berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan
Pasien diharapkan menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis.
Diagnosa tambahan:
v Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d. vasokonstriksi
v Tidak efektifnya koping individu b.d. perubahan cara hidup
Discharge Planning
Ø Jika mungkin pasien mendapatkan pemantauan tekanan darah di rumah sehingga tekanan darahnya dapat dicek secara periodic
Ø Membatasi asupan sodium
Ø Pengaturan berat badan
Ø Membatasi bahkan menjauhi alcohol
Ø Berhenti merokok
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.1997.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Doengoes, Marrlynn,dkk.1999. Rencana Asuhan Keperawatan
Ignativisius,Donna,dkk.1991. Medical Surgical Nursing ed. 2
Luckmann and Sorensen’s. Nursing Care of Clients
Poppy,dkk.1998. Kamus Kedokteran Dorland.
Rokhaeni,dkk.2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler ed.1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar